dhealova88 - Panti pijat tradisional yang juga
melayani layanan plus-plus di Surabaya, tidak selalu identik dengan
hiburan pria berkantong tebal. Ternyata hanya dengan merogoh uang Rp 60
ribuan saja pun bisa.
Dunia prostitusi berkedok panti pijat kelas teri di Surabaya ini,
merupakan hasil liputan beritajatim.com. Cukup menarik sebagai hiburan
dan informasi. Ternyata masih banyak wanita Indonesia yang
mempertaruhkan harga diri hanya demi sesuap nasi.
Panti pijat plus-plus kelas teri ini tersebar di kampung-kampung kota
Surabaya. Jika kita teliti, kita seringkali menemukan rumah pijat
sederhana dengan plakat nama terdiri dari kombinasi dua angka, semisal
pitrat 27 dan sebagainya. Hampir dipastikan, nama usaha tersebut tidak
identik dengan nomor rumah tempat usahanya.
Setelah berkeliling sebentar, perjalanan terhenti pada sebuah rumah di kawasan Pandigiling Surabaya.
Sebuah rumah sederhana berukuran 6 x 10 meter, tidak nampak diubah
layaknya tempat usaha. Hanya bagian kaca depan saja yang ditempeli
stiker menunjukan bahwa rumah tersebut adalah panti pijat.
Masuk ke dalam rumah, tidak nampak barang-barang mewah menghiasi ruang
tamu panti pijat tersebut. Tempat duduk yang dipajang tidak menggunakan
sofa, namun hanya bagku plastik pabrikan saja.
Di dalam ruang tamu terdapat sekitar empat wanita setengah baya yang
sedang asik mengobrol sambil melihat tayangan televisi. Pakaian yang
dikenakannya pun juga terlihat sangat sederhana, rata-rata memakai kaos
lengan terbuka serta menggenakan rok yang sedikit kumal.
Tidak nampak riasan tebal pada wajah keempat wanita berbadan gempal
tersebut. Jika dilihat sepintas, keempat wanita tersebut seperti ibu-ibu
rumah tangga di kampung kampung.
Ya... Seperti itulah kira-kira potret wanita pemijat di rumah pijat
kelas teri. Harga yang ditawarkan pun tidak terlalu mahal, setara dengan
harga tiga bungkus rokok.
Untuk satu kali pelayanan pijat dengan durasi 1,5 jam, mereka mematok
harga Rp 30 ribu saja. Tapi jangan salah, di tengah-tengah terapi
pemijatan, mereka selalu menawarkan jasa plus, yakni pelayanan
'kenikmatan'.
Biasanya mereka meminta tambahan setara dengan ongkos terapi pijat. Jika
diakumulasikan, dengan uang Rp 60 ribu, kita sudah dapat menikmati jasa
layanan pijat 'nikmat'.
Seorang wanita paruh baya berusia sekitar 45 tahun yang enggan
disebutkan namanya mengatakan, niat awal membuka usaha pijat tradisional
(pitrad) adalah murni jasa pemijatan saja. Mami, begitu wanita ini
ingin dipanggil mengatakan, dirinya memberdayakan beberapa wanita eks
Pekerja Seks Komersial (PSK) yang sudah pensiun agar tetap mendapat
pekerjaan.
Sumber
Di comment atuh gan......
0 komentar:
Posting Komentar