dhealova88 -Islam adalah agama yang lengkap yang
mana ajarannya meliputi semua aspek kehidupan tak terkecuali pernikahan.
Berbicara pernikahan tak akan lepas dari malam pertama. Malam pengantin
bagi pasangan suami isteri hendaklah penuh dengan suasana kelembutan,
kasih sayang dan kesenangan. Malam yang menghubungkan suami dengan
istrinya dengan tali kasih sayang dan cinta dan dapat menghilangkan
kecemasan dan ketakutan serta menjadikan isterinya merasa tenang
dengannya.
Berikut beberapa adab yang disebutkan didalam warisan kita untuk membentuk kehidupan baru, semoga bermanfaat :
1. Niat
Hendaklah niat suami isteri untuk
menikah adalah untuk menjaga kehormatannya, berdasarkan sabda Rasulullah
saw,”Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang
yang berjihad di jalan Allah, seorang hamba (berada didalam perjanjian
antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian dan seorang
menikah yang ingin menjaga kehormatannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)
2. Berhias dan mempercantik diri.
Hendaknya seorang isteri mempercantik
dirinya dengan apa-apa yang dibolehkan Allah swt. Pada dasarnya hal ini
dibolehkan kecuali terhadap apa-apa yang diharamkan oleh dalil seperti
mencukur kening, menyambung rambut dengan rambut lain, mentatu, mengikir
gigi agar lebih cantik. Diharamkan baginya juga mengenakan pakaian yang
diharamkan baik pada malam pengantin maupun di luar malam itu.
Diperbolehkan baginya menghiasi dirinya dengan emas dan perak
sebagaimana biasa dikenakan kaum wanita.
Begitu juga dengan si suami hendaknya
memperhias dirinya untuk isterinya kerana hal ini merupakan sebahagian
dari menggaulinya dengan cara yang baik. Firman Allah swt :
yang ertinya : “Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.” (QS. Al Baqoroh : 228)
Namun demikian hendaknya upaya menghias
diri ini tetap didalam batasan-batasan yang dibenarkan. Tidak dibolehkan
baginya mengenakan cincin emas kecuali perak. Tidak dibolehkan baginya
mencukur janggot, memanjangkan pakaiannya hingga ke tanah, mengenakan
sutera kecuali tehadap apa-apa yang dikecualikan syariat.
3. Lemah lembut terhadap isterinya
Diriwayatkan oleh Ahmad didalam al
Musnad dari Asma binti Yazid bin as Sakan berkata,”Aku pernah menghias
Aisyah untuk Rasulullah saw lalu aku mendatangi baginda dan mengajaknya
untuk melihat kecantikan Aisyah. Baginda pun mendatanginya dengan
membawa segelas susu lalu beliau meminumnya dan memberikannya kepada
Aisyah maka Aisyah pun menundukkan kepalanya kerana malu. Asma
berkata,”Maka aku menegurnya.” Dan aku katakan kepadanya,”Ambillah
(minuman itu) dari tangan Nabi saw.” Asma berkata,”Maka Aisyah pun
mengambilnya lalu meminumnya sedikit.”
4. Mendoakan isterinya.
Hendaklah suami meletakkan tangannya di
kening isterinya dan mengatakan seperti yang disabdakan Rasulullah
saw,”Apabila seorang dari kalian menikah dengan seorang wanita atau
membeli seorang pembantu maka hendaklah memegang keningnya lalu menyebut
nama Allah azza wa jalla dan berdoa memohon keberkatan dengan
mengatakan :
Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi. Wa Audzu bika Min Syarri wa Syarri Ma Jabaltaha Alaih— Wahai Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan dari apa yang Engkau berikan kepadanya serta Aku berlindung kepada-Mu daripada keburukannya dan keburukan yang Engkau berikan kepadanya..”
5. Melaksanakan solat dua rakaat
Diriwayatkan Ibnu Syaibah dari Ibnu
Masud, dia mengatakan kepada Abi Huraiz,”Perintahkan dia untuk solat dua
rakaat dibelakang (suaminya) dan berdoa,”Allahumma Barik
Lii fii Ahlii dan Barik Lahum fii. Allahummajma’ Bainanaa Ma Jama’ta bi
Khoirin wa Farriq Bainana idza Farroqta bi Khoirin— Wahai
Allah berkatilah aku didalam keluargaku dan berkatilah mereka didalam
diriku. Wahai Allah satukanlah kami dengan kebaikan dan pisahkanlah kami
jika Engkau menghendaki (kami) berpisah dengan kebaikan pula.”
6. Apa yang dikatakan ketika melakukan jima’ atau saat menggauli isterinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
saw bersabda,”Apabila seorang dari kalian mendatangi isterinya maka
hendaklah dia berdoa,”Allahumma Jannibna asy Syaithon wa Jannib asy Syaithon Ma Rozaqtana—Wahai
Allah jauhilah kami dari syaitan dan jauhilah syaitan dari apa-apa yang
Engkau rezekikan kepada kami—sesungguhnya Allah Maha Mampu memberikan
buat mereka berdua seorang anak yang tidak boleh dicelakai syaitan
selamanya.”
7. Diharamkan baginya menyiarkan hal-hal yang rahsia diantara suami isteri
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Asma binti
Yazid yang saat itu duduk dekat Rasulullah saw bersama dengan kaum
laki-laki dan wanita lalu beliau saw bersabda,”Bisa jadi seorang
laki-laki menceritakan apa yang dilakukannya dengan istrinya dan bisa
jadi seorang istri menceritakan apa yang dilakukannya dengan suaminya.”
Maka mereka pun terdiam. Lalu aku bertanya,”Demi Allah wahai Rasulullah
sesungguhnya kaum wanita melakukan hal itu begitu juga dengan kaum
laki-laki mereka pun melakukannya.” Beliau saw bersabda,”Janganlah
kalian melakukannya. Sesungguhnya hal itu bagaikan setan laki-laki
berhubungan dengan setan perempuan di jalan lalu (setan laki-laki)
menutupi (setan perempuan) sementara orang-orang menyaksikannya.”
8. Berwudhu diantara dua jima’ meskipun mandi adalah lebih utama
Apabila seorang lelaki menggauli
isterinya lalu dia ingin kembali mengulanginya maka yang paling utama
baginya adalah berwudhu sehingga dapat mengembalikan tenaganya,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said al Khudriy
berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Apabila seorang dari kalian menggauli
isterinya kemudian dia ingin mengulanginya lagi maka berwudhulah
diantara kedua (jima) itu.”
Didalam sebuah riwayat,”Seperti wudhu
hendak solat.” (HR. Muslim) Abu Naim menambahkan,”Sesungguhnya hal itu
akan mengembalikan tenagannya.”
9. Mandi berduaan
Dibolehkan bagi suami isteri untuk mandi
secara bersama-sama dalam satu wadah, sebagaimana diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim dari Aisyah berkata,”Aku mandi bersama Rasulullah saw
dari satu wadah antara diriku dengan dirinya. Tangan kami saling
bergantian berebutan sehingga aku mengatakan,”tinggalkan (sedikit air)
buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata,”Mereka berdua dalam keadaan
junub.”
Dari hadts diatas maka diperbolehkan keduanya telanjang dan saling melihat aurat satu dengan yang lainnya.
Didalam hdits yang diriwayatkan oleh Abu
Daud dan Ibnu Majah dari Muawiyah bin Haidah berkata,”Aku
berkata,’Wahai Rasulullah. Apa yang dibolehkan dan dilarang dari aurat
kami?’ baginda menjawab,”Jagalah auratmu kecuali terhadap isteri atau
hambamu.” Maka dibolehkan bagi salah seorang dari pasangan suami isteri
untuk melihat seluruh badan pasangannya dan menyentuhnya hingga
kemaluannya berdasarkan hadis ini, kerana kemaluan adalah tempat
kenikmatan maka dibolehkan melihat dan menyentuhnya seperti bahagian
tubuh lainnya.
10. Bersenda gurau dengan isteri
Diantara senda gurau dan mempergaulinya
dengan baik adalah ciuman suami walaupun bukan untuk jima’. Rasulullah
saw mencium dan menyentuh isteri-isterinya meskipun mereka dalam keadaan
haid atau baginda mencium dan menyentuhnya meskipun baginda sedang
dalam keadaan puasa.
Di comment atuh gan......
0 komentar:
Posting Komentar