PURWAKARTA, dhealova88 - — Momentum perayaan Idul Fitri menjadi hajatan besar di Indonesia dan negara-negara lain. Di Indonesia, perayaan Idul Fitri diawali dengan pergerakan massa dari kota ke kampung halaman, yang disebut mudik.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, massa dalam jumlah besar memenuhi jalan, stasiun, bandara, terminal, dan pelabuhan. Dari pergerakan massa tersebut terdapat hal-hal unik yang kadang menggelitik, meskipun tidak jarang membuat miris.
Hal itu bisa dilihat di sekitar Gerbang Tol Cikampek di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (16/8/2012). Misalnya, rombongan pemudik dengan tujuan Pekalongan menempelkan tulisan dalam bahasa Jawa, Arep Tilek Simbok (Hendak Mengunjungi Ibu). Bisa juga tulisan tersebut merupakan pesan mudik, yaitu kembali ke asal atau kembali ke orangtua.
Ada juga pemudik yang menggantungkan sepeda anak di bagian belakang mobil. Entah untuk oleh-oleh keluarga di kampung atau bekal bagi anak-anak mereka untuk bermain.
Selain itu, aksi petugas yang membagikan peta mudik di pintu tol dengan gaya atraktif dan topi unik menarik perhatian pengguna jalan. "Peta mudik, Pak, gratis-gratis-gratis, silakan dibawa," teriak mereka.Namun ada juga yang miris, misalnya penggunaan truk yang biasa untuk angkutan barang, tetapi kali ini digunakan untuk angkutan manusia. Mereka terlihat senang dan sumringah. Mereka tahu bahwa truk bukan untuk mengangkut manusia. Namun, keadaan pula yang memaksa mereka melakukan ini. "Lebih murah, Mas," celetuk mereka.
Sumber
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, massa dalam jumlah besar memenuhi jalan, stasiun, bandara, terminal, dan pelabuhan. Dari pergerakan massa tersebut terdapat hal-hal unik yang kadang menggelitik, meskipun tidak jarang membuat miris.
Hal itu bisa dilihat di sekitar Gerbang Tol Cikampek di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (16/8/2012). Misalnya, rombongan pemudik dengan tujuan Pekalongan menempelkan tulisan dalam bahasa Jawa, Arep Tilek Simbok (Hendak Mengunjungi Ibu). Bisa juga tulisan tersebut merupakan pesan mudik, yaitu kembali ke asal atau kembali ke orangtua.
Ada juga pemudik yang menggantungkan sepeda anak di bagian belakang mobil. Entah untuk oleh-oleh keluarga di kampung atau bekal bagi anak-anak mereka untuk bermain.
Selain itu, aksi petugas yang membagikan peta mudik di pintu tol dengan gaya atraktif dan topi unik menarik perhatian pengguna jalan. "Peta mudik, Pak, gratis-gratis-gratis, silakan dibawa," teriak mereka.Namun ada juga yang miris, misalnya penggunaan truk yang biasa untuk angkutan barang, tetapi kali ini digunakan untuk angkutan manusia. Mereka terlihat senang dan sumringah. Mereka tahu bahwa truk bukan untuk mengangkut manusia. Namun, keadaan pula yang memaksa mereka melakukan ini. "Lebih murah, Mas," celetuk mereka.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar