Anda
pasti sangat paham, BURUNG JAWARA bagi penggemar kicauan hanya ada
dua. Pertama, jawara untuk berkicau. Kedua, jawara untuk beranak-pinak.
Titik, tidak ada koma.
Jawara berkicau artinya burung gacor, selalu berkicau, tak peduli di
arena lomba ataupun di rumah. Jawara untuk beranak pinak berarti selalu
bereproduksi dengan baik. Menghasilkan anakan banyak, menghasilkan
uang.
Tahukah Anda bahwa burung Anda pun bisa seperti itu? Itu tentunya
kalau Anda memahami dan mau melakukan hal utama yang dibutuhkan burung.
Apa? Kuncinya hanya satu: burung harus sehat.
Tidak perlu dicari-cari alasan mengapa burung Anda tidak juga bunyi
sehabis mabung, mabung tidak juga tuntas, macet setelah tarung,
berhenti bertelor atau bertelor hanya satu, atau bertelor tiga tetapi
tidak pernah menetas dan segudang alasan lain.
Jika burung Anda seperti itu, maka semua itu hanya menandakan satu hal: BURUNG ANDA TIDAK SEHAT!!
Ya, kembali lagi ingatlah satu prinsip dalam memahami burung: “Burung sehat pasti gacor, burung sehat pasti bereproduksi”.
SEHAT ITU SEPERTI APA?
Sehat itu ada dua. Sehat mental dan sehat fisik. Burung yang mentalnya
drop, pasti macet atau kalau bunyi sangat-sangat tidak memuaskan. Itu
sama juga dengan burung yang tidak sehat secara fisik. Pasti bermasalah
sebagai kicauan dan juga bermasalah di kandang penangkaran.
Agar burung Anda sehat mental, jauhkan dari hal-hal yang membuat dia
tertekan. Misalnya perilaku kasar pemelihara, burung lain yang lebih
superior, dan predator bagi burung di sekeliling rumah, misalnya
kucing, anjing dan juga tikus.
Agar burung Anda sehat fisik, hilangkan segala gangguan dan ancamannya.
- Pertama, peralatan pemeliharaan. Pastikan tidak ada bagian runcing, tajam dan sebagainya yang memungkinkan burung Anda terluka.
- Kedua, basmi segala parasit, mikroba dan virus yang mengganggu kehidupannya.
- Ketiga, cukupi kebutuhan nutrisinya.
Hendaknya Anda ingat, bahwa gangguan dan ancaman segala macam mahkluk kecil tetapi berbahaya itu serta kekurangan nutrisi, tidak selalu kasat mata tanda-tanda kehadirannya.
Bisa jadi burung Anda terlihat mulus, juga gacor. Tetapi tiba-tiba
saja sering berhenti bunyi secara mendadak. Anis merah misalnya,
tiba-tiba saja berhenti teler alias oncling atau mletik, cucak ijo
tidak njegrik bin jambul, atau kacer mbagong melulu alias nguda laut
forever.
Anis merah mletik alias oncling, besar kemungkinan dia meraskan gatal
akibat ada kutu di dalam kantung udara. Kutu di dalam kantung udara?
Ya, ketahuilah itu adalah air sac mite atau tungau kantung udara.
Makhluk ini kalau berkembang biak masuk di lapisan bawah kulit dan
utamanya di kantung udara burung. Kutu ini perlu dibedakan dengan kutu
yang meloncat seperti caplak atau kutu yang merambat seperti gurem.
Beda sekali.
Kutu ini, atau lebih tepatnya tungau, hanya bisa mati
kalau Anda memutus rantai kehidupannya dengan memberikan pembasmian
sistemik menyeluruh (dari luar seperti semprot, dari pencernaan melalui
makanan atau minuman dan dari kulit dengan pengolesan di sekitar
kantung udara).
Kalau cucak ijo yang seharusnya jegrik atau menjambul dan ngentrok,
kok cuma tampil biasa atau bahkan tidak bunyi, mengapa? Itu kemungkinan
besar dia kekurangan vitamin dan mineral, tetapi bisa juga karena
gangguan parasit seperti halnya air sac mite dan juga cacing.
Artinya, sebanyak apapun Anda memberi extra fooding, percuma saja kalau
di dalam tubuh burung terdapat banyak parasit yang menggerogoti sari
makanan dan juga darah burung.
Nah kalau kacer mbagong bagaimana? Ini sebuah rahasia yang barangkali
perlu Anda ketahui. Kacer mbagong alias nguda laut sebenarnya adalah
burung dengan “nafsu besar tenaga kurang”.
Jangan Anda bilang bahwa kacer Anda kecukupan vitamin, mineral,
karbohidrat dan sebagainya kalau Anda hanya memberinya voer plus
jangkrik atau kroto. Selain kandungan nutrisi dari pakan itu
kemungkinan kurang atau tidak lengkap, bisa jadi semuanya diserobot
oleh parasit dan kutu, caplak maupun tungau/air sac mite.
Ceritanya tentu tidak sampai di anis merah, cucak ijo atau kacer. Semua burung yang bermasalah, semuanya bersumber dari mata air yang sama: kesehatan dan kecukupan nutrisi.
Begitu juga dengan burung di penangkaran. Semua problem seperti tidak
juga kawin meski kelihatan berjodoh, tidak juga bertelor meski sudah
kawin, sedikit prosentase keberhasilan penetasannya, piyikan mati
sebelum berkembang dan sebagainya dan sebagainya. Sumbernya hanya satu:
tidak sehat, tidak peduli sesegar apapun kelihatannya burung Anda atau
segacor apapun suaranya.
Kalau burung yang terlihat sehat saja sebenarnya banyak sekali menerima gangguan, apalagi burung yang terlihat tidak fit. Pasti dia gangguannya banyak. Bisa jadi dia mendapat gangguan dari segala arah yang tidak Anda sadari. Pertama dari lingkungan yang tidak ramah, kedua dari parasit yang menggerogoti sari makanan dan darahnya, ketiga karena kekurangan nutrisi.
Kasus itulah yang biasanya menimpa burung mabung tidak tuntas atau
mabung tidak selesai-selesai atau bahkan burung dengan bulu yang sudah
mengerak – kering, nyerit atau melintir-melintir tetapi tidak juga
rontok.
Sudah
pasti, Anda tidak senang dengan semua gangguan dan kekurangan nutrisi
yang menimpa burung Anda. Bisa jadi Anda tidak pernah menyadarinya. Tetapi itulah sesungguhnya RAHASIA BURUNG JAWARA. Burung yang selalu gacor sebagai kicauan dan mendatangkan banyak anakan (alias uang) sebagai burung tangkaran.
Jika Anda sudah tahu semua rahasia itu, maka Anda kini tinggal
bertindak. Pastikan burung Anda mendapatkan perlindungan menyeluruh dan
memang begitulah seharusnya, bahwa hobi burung menjadi sumber rejeki
dan kesenangan dan bukan menjadi beban yang berkepanjangan.
- SUDAHKAH BURUNG ANDA TERBEBAS DARI SEGALA GANGGUAN?
- SUDAHKAN BURUNG ANDA BENAR-BENAR SEHAT DAN MEMBERI KEPUASAN?
- JIKA BELUM, ANDA HARUS MENGAMBIL TINDAKAN!
Ya, pastikan burung Anda mendapatkan perlindungan menyeluruh dari
segala macam momok yang menghantui para penghobi burung, baik untuk
kicauan maupun untuk penangkaran. Gunakan perlindungan yang tidak
membuat Anda bingung lagi untuk menentukannya.
cucak hijau atau cucak ijo
UMUM
Meskipun nama umum adalah cucak hijau atau cucak ijo, namun burung ini bukanlah keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya.
Meskipun nama umum adalah cucak hijau atau cucak ijo, namun burung ini bukanlah keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya.
Yang biasa kita sebut cucak hijau ini memiliki nama ilmiah Chloropsis sonnerati.
Dia adalah burung cica-daun besar dengan seluruh badan dominan dengan
warna hijau. Chloropsis sonnerati termasuk ke dalam suku Chloropseidae,
berkerabat dekat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Dalam bahasa
Inggris burung ini dikenal sebagai Greater Green Leafbird.
Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum burung daun, atau murai daun.
Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau.
Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau.
Perbedaan dengan cica-daun yang lain adalah adanya warna (noktah) biru
pada bahu burung jantan. Burung betina dengan tenggorokan kuning dan
lingkaran mata kuning. Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip
malar biru berkilau di sisi dagunya.
Iris mata berwarna coklat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.
Jenis burung ini kadang bersikap agresif terhadap jenis lain yang
berukuran lebih kecil. Saat berkicau, cica-daun besar akan menundukkan
kepala. Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.
HABITAT CUCAK HIJAU
Cica-daun besar menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan
pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk pula Natuna, Jawa dan
Bali. Tersebar luas tetapi tidak umum didapati, di hutan-hutan dataran
rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.000 m dpl.
CIRI BERDASAR DAERAH ASAL
Cica-daun adalah jenis burung Oriental (Asia) yang penyebarannya tidak
melewati Kalimantan di sebelah timur. Beberapa jenisnya yang terdapat
di Indonesia, selain cica-daun besar, adalah:
1. Cica-daun kecil (C. cyanopogon); sangat mirip cica-daun besar,
hanya ukurannya lebih kecil (17 cm) dan tidak punya bercak biru di
bahu.
2. Cica-daun sayap-biru (C. cochinchinensis); sayap dan ekor tersaput warna biru. 17 cm.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons); dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta); paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
2. Cica-daun sayap-biru (C. cochinchinensis); sayap dan ekor tersaput warna biru. 17 cm.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons); dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta); paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
CIRI JANTAN DAN BETINA
Cucak hijau termasuk burung dimorfik, yakni terdapat perbedaan ciri
fisik yang bisa dilihat antara burung jantan dan burung betina dewasa.
Untuk burung jantan, pada dagu dan tenggorokan berwarna hitam,
sedangkan betina hijau.
Sementara itu untuk cucak hijau yang masih muda/trotolan sekitar umur
2-4 bulan, bentuk fisik jantan dan betina nyaris sama, bulunya pun
warnanya sama hijau muda. Serta ada warna kuning, di bawah paruh sampai
leher. Dan sepertinya, tidak ada ciri khusus yang membedakan antara
yang jantan dan betina.
Namun bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menekuni cucak hijau akan
sangat mudah melihat perbedaannya baik masih bakalan apalagi saat
dewasa. Ada beberapa cara jitu untuk melihat perbedaan jantan dan
betina. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membeli bakalan cucak
hijau dipasar burung maupun di pengepul.
Pertama,
bakalan jantan, jika masih berumur di bawah 4 bulan maka alis yang
melingkar di kedua di matanya berwarna kuning. Jika alis matanya
berwarna putih, betina.
Kedua, warna paruh bagian bawah, kalau jantan berwarna coklat tua. Sedangkan yang betina berwarna putih.
Beda cucak ijo anakan jantan dan betina dilihat dari bagian luar kerongkongan (Foto: Jo_Qplie/kicaumania.org)
Ketiga,
jika bakalan sudah berumur di atas 4-6 bulan, maka betina akan
berwarna kuning di bagian leher, kemudian akan berubah menjadi warna
putih kehijauan. Sedangkan jantan, warna kuningnya akan dipenuhi
trotol-trotol hitam. Pada dua bulan berikutnya, warna hitam itu akan
tampak lebih jelas pada bagian leher/bawah paruh.
Seiring dengan bertambnya umur, warnua hitam di leher bawah, akan terus menutup sampai di bawah matanya.
MEMILIH CUCAK HIJAU
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucak hijau.
- Berkelamin jantan dengan postur tubuh yang panjang serasi, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang.
- Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat.
- Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
CARA PERAWATAN
-Tempat:
Cucak hijau bisa dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran
panjang-lebar 45-45 cm dengan tinggi 60 cm atau bisa juga sangkar bulat
dengan diameter 35 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa
dibuat dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.
- Pakan:
Sama dengan burung lain pada umumnya, cucak hijau memerlukan menu
pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya.
Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein,
karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2,
B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung
zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid
(sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan
dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain.
Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung cucak hijau adalah
Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium,
Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai untuk burung cucak hijau
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung cucak hijau. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah pepaya, pisang kepok putih, apel, pir, tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Di samping itu, buah pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, orong-orong, kroto, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Referensi vitamin dan mineral lengkap untuk burung, silakan di lihat di http://omkicau.com/bird-top-product/.
Perawatan dan setelan harian burung cucak hijau
Perawatan harian untuk burung cucak hijau relatif sama dengan burung
berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin
dan konsisten.
Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung cucak hijau:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer, air minum dan buah segar.
- Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung Master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
- Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.
Penanganan apabila burung cuvak hijau overbirahi
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
- Bisa diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
Penanganan apabila burung cuvcak hijau kondisinya drop
- Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung cucak hijau lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PENANGANAN CUCAK HIJAU UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian.
Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter
dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung cucak hijau:
- H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
Penting
- Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
- Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Perawatan dan setelah cucak hijau pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola Perawatan dan setelan pasca lomba untuk burung cucak hijau:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN CUCAK HIJAU MABUNG
Untuk burung cucak hijau, sangat jarang terjadi mabung total dan
biasanya hanya nyulam atau ganti bulu secara bergantian. Namun jika
terjadi burung mengalami masa nyulam dengan banyak bulu yang
berjatuhan, maka perlu dilakukan treatmen mabung. Apa itu?
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung
atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam
tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga
protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,
khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan
protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian
menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan
pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh
burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu
baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa
mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang
sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in
Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan
mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya
dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca
harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka
bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi
bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam
daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung
yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan
yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya
mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk
memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang
sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang
tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit -
Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease)
dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung
kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan
infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit
tumbuh.
* Gizi buruk
– Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak
sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat
pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan
kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa
burung mabung.
* Stres
– Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan
tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa
berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga,
berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan
yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan
berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya
mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan
gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami
masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan
khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi
burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani
burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala
tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang
benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang
hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu
seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Cucak hijau bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah
atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan
asupan mineralnya yang kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif
jika digunakan bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya
sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka
mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan
volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola perawatan cucak hijau masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 20 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: setelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 3 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu.
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit, perlu perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Di samping itu buah pepaya banyak mengandung vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
Lakukan pemasteran
Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan
mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai
dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan
karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
PENANGKARAN CUCAK HIJAU
Kandang, indukan, penjodohan
Untuk memilih indukan jantan, pilih saja cucak ijo yang sehat, tidak
cacat fisik dan gacor dengan perkiraan usia di atas 2 tahun. Sedangkan
betinanya, bisa dipilih yang usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau
bunyi kalau didekatkan dengan cucak ijo jantan. Pilihlah jantan dan
betina yang jinak, dalam arti tidak takut lagi dengan manusia.
Soal asal cucak ijo, pilih sesuai keinginan Anda. Bisa asal Sumatera,
Blora, Jember, Banyuwangi atau dari manapun.
Setelah calon indukan dipilih kemudian kita melakukan proses
penjodohan. Proses penjodohan bisa dilakukan dengan kandang penjodohan,
yakni sangkar bersekat yang sekatnya bisa kita ambil sewaktu-waktu.
Jika tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan sangkar harian biasa.
Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si jantan dan
betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah birahi
pada tahap awal akan selalu berkicau mengarah si betina. Si betina juga
akan menanggapi dengan siulan-siulan khas betina. Jika belum mau
berjodoh, betina akan menghindar dengan cara menjauh dan bersikap cuek.
Proses penjodohan ini bisa berlangsung lama atau sebentar tergantung
dari kondisi birahi masing-masing.
Ada baiknya dalam proses penjodohan ini kita memperhatikan apa yang
pernah disampaikan Om Arkum. Dia mengatakan bahwa dalam tahap
penjodohan, dia biasanya melihat dulu apakah burung secara umur sudah
siap atau belum, kemudian sudah birahi atau belum. Faktor birahi sangat
mempengaruhi proses penjodohan, cepat atau tidak dan berantem atau
tidak dan ini juga di pengaruhi umur burung. “Trik yang sering saya
pergunakan untuk menjodohkan burung adalah dengan kandang sekat. Jadi
suatu saat untuk melihat jodoh atau tidak, saya tinggal menarik
pembatas kandang sekat yang ada di tengah,” katanya.
Untuk membuat burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai berikut:
1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina
diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10 ekor cacing dengan tujuan
agar keduanya terpacu birahinya.
2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya
3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan.
Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan memainkan EF di
mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina kelaparan karena tidak
mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah
makan dari si jantan.
Proses ini bisa dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya
tergantung burung itu sendiri, bisa sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan
belum jodoh.
Proses penjodohan seperti itu pula yang dilakukan Mas Samino di
Lintang Songo BF Solo. Proses penjodohan ini dilakukan selama hampir
sebulan sampai jantan betina mau bercampur tanpa tarung lagi.
Untuk mengetahui apakah mereka bisa akur atau tidak, sesekali mereka
dicampur terutama di saat dimandikan di karamba. Kalau mereka tidak
tengkar, maka bisa dicoba dijadikan satu. Kalau masih ada tanda-tanda
bertengkar, maka perlu dipisah lagi. Lakukan hal itu sampai burung
benar-benar mau dikumpulkan jadi satu tanpa saling serang.
Sekadar tips dari saya, jika burung Anda sulit atau lama berjodoh, maka Anda bisa menggunakan BirdMature.
BirdMature adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara
cepat, terutama untuk burung-burung penangkaran. BirdMature sudah
teruji di kandang penangkaran lovebird punya Om Dwi, DT BF Jogja, dan
penangkaran murai batu Black BF Cilacap.
Setelah penjodohan selesai, maka kedua burung langsung dimasukkan ke kandang penangkaran.
Manajemen pakan penangkaran cucak ijo
Untuk persoalan penyediaan sarang dan sarana-prasarana lain, Anda bisa
melihatnya lagi di artikel Kandang penangkaran burung. Sementara untuk
penangkaran dengan sangkar gantung, meski sudah berhasil bertelur
seperti yang dilakukan Om Angin Jakarta, tetapi belum ada informasi
apakah sudah bisa menetas (sudah terjadi perkawinan, mengeram tenang
dan menetas). Sedangkan untuk masalah pakan, burung cucak ijo bisa saja
diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, cacing dan
buah-buahan. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran
harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Hanya saja, perlu diingat, pemberian asupan yang tidak seimbang justru
akan memperlama proses produksi. Penggunaan voer untuk ayam broiler
misalnya, memang meningkatkan jumlah protein, tetapi pada saat yang
sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung penangkaran yang
kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik. Begitu juga dengan voer
yang biasa digunakan untuk burung kicau harian, secara umum sudah
baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak bisa kita pastikan
karena banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan komposisi isi
yang memadai. Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke beberapa
penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan komposisi yang pas
untuk burung.
Multivitamin
yang bagus setidaknya mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1,
B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. Untuk referensi ini,
silakan baca tentang produk BirdVit.
Pada saat yang sama, burung di penangkaran membutuhkan mineral yang
komplit dan seimbang. Unsur Ca dan K misalnya, harus benar-benar
tercukupi sehingga proses pembuatan cangkang telur bisa berlangsung
dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan mineral pada burung akan
menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran, antara lain bulu lemah,
tidak mulus, kusam; terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok
dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis (tumit bengkak); anak burung
mati setelah menetas; mengalami urat keting (tendo); terlepas sendinya,
tercerai (luxatio); paruh meleset, kekurangan darah sehingga pucat dan
lemah; tidak juga segera bertelur, telur kosong, produktivitas rendah,
dan daya tetas rendah, serta kematian embrio tinggi. Untuk menghindari
hal itu, ada baiknya Anda mengetahui masalah mineral burung.
Masa mengeram
Seperti halnya penangkaran burung pada umumnya, cucak ijo membutuhkan
lingkungan yang tenang. Paling tidak, harus terbebas dari gangguan
predator (kucing, tikus dll). Sementara untuk menghindarkan burung
dari serangan penyakit yang berasal dari parasit, maka Anda harus
memastikan kandang yang relatif bebas parsit dan serangga pengganggu
seperti semut dan kecoak.
Parasit pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak
ditangani secara serius, maka akan menyebabkan betina tidak nyaman
dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak tenang dan selalu turun dari
sarang. Jika ini berulang terjadi, maka dipastikan telur tidak bisa
menetas karena tidak mendapatkan suhu pengeraman yang stabil.
Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan indukan berlaku
agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri, dan
lain-lain.
Selama masa mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan
agar kedua burung tidak naik birahinya yang juga sering menyebabkan
mereka berlaku agresif baik terhadap pasangan amupun terhadap telur
yang sedang dierami.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung cucak ijo akan
menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12
pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan
menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan
kepada anakannya.
Manajemen anakan
Jika telur telah sukses menetas, maka anakan cucak ijo bisa Anda petik
antara usia 5-10 hari. Kalau kurang dari 5 hari, kondisi burung
terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan.
Sementara jika lebih dari 10 hari, burung sudah takut dengan manusia.
Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada saat yang sama mereka belum
bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah anak-anak cucak ijo.
Anak-anak
cucak ijo bisa Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada
landasan dengan bahan yang sama dengan yang dibuat untuk membuat sarang
di kandang penangkaran. Untuk landasan teratas bisa kita beri kapas
agar lembut dan tidak melukai anakan burung. Anakan di wadah khusus itu
kemudian bisa Anda letakkan di dalam kotak kayu atau kotak apa saja,
dengan diberi lampu penghangat.
Sedangkan untuk pakan anakan cucak ijo yang diambil pada usia 5-10
hari, Anda bisa menyiapkan kroto yang benar-benar bersih dari kotoran
dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang bisa Anda
buat seperti penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda bisa membuat
dengan bentuk apapun yang penting bisa untuk menyuapkan kroto ke paruh
burung anakan. Kroto yang akan Anda berikan, perlu ditetes air sedikit
sehingga memudahkan burung anakan untuk menelannya.
Untuk burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga bisa memberikan
kroto yang dicampur dengan adonan voer. Untuk memastikan kecukupan
vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu menambahkan BirdVit ke
dalamnya.
Anakan burung pada usia 15 hari ke atas, Anda sudah bisa mulai
memberikan jangkrik kecil yang dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet
kepalanya. Atau kalau untuk pemberian di masa-masa awal, jangan
disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi kalau Anda bisa
memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih lembut dan berwarna
putih.
Ketika anakan burung sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks
sarang, Anda bisa memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja
perlu diingat, dasar sangkar gantung tetap diberi landasan bahan yang
sama dengan bahan pembuat sarang. Tujuannya adalah mencegah kaki burung
anakan cedera. Sementara untuk tangkringan harus dibuat bertingkat
agar burung juga belajar meloncat antar tangkringan.
Sementara itu untuk manajemen indukan pasca anakan diambil, Anda bisa
menyetting pakan untuk indukan seperti pada masa pasca penjodohan.
Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari setelahnya, betina mulai
bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan mengalami perubahan
ketika burung mengalami masa mabung. Mabung pada cucak ijo pada umumnya
memang tidak sekaligus bulu ambrol dalam rentang hari yang pendek,
tetapi nyulam-nyulam.
Dengan model mabung seperti ini, maka tidak mengherankan masih ada
juga cucak ijo yang tetap betelur meski bulu mulai jatuh. Namun
demikian, ada juga yang berhenti berproduksi seketika. Hal ini
memerlukan kecermatan Anda untuk memberikan asupan yang bagus untuk
burung penangkaran, sehingga meskipun kondisi fisik terlihat tidak fit,
tetapi tetap saja mau berproduksi. Lain masalahnya kalau proses
nyulamnya memang tinggi, yakni bulu banyak sekali yang berjatuhan, maka
Anda harus bersabar untuk menunggu burung menyelesaikan masa mabung,
rekondisi dan siap lagi berproduksi.
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama adalah
menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa
birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu
memberikan asupan pakan yang bisa memunculkan birahi burung, baik untuk
jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda menggunakan multivitamin dan multi
mineral yang dilengkapi dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai
bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan burung
indukan. Anda bisa misalnya menggunakan BirdMature.
Fungsi utama BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan
menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR sangat direkomendasikan untuk
digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai produksi burung yang
optimal.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan
betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga melakukan
perkawinan. Atau kalau melakukan perkawinan tidak terjadi pembuahan.
Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang kosong sampai masa
pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di atas adalah karena datangnya
masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan. Dengan
demikian, dalam kasus ini juga disarankan menggunakan BirdMature sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama BirdMature memang meningkatkan fertilitas dan menormalkan
fungsi reproduksi burung. Namun dia memiliki fungsi lain, yakni
meningkatkan daya tahan tubuh piyikan (burung-burung muda), menormalkan
sistem kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan pertumbuhan bulu
burung.
Banyak burung piyikan mati disebabkan dia kekurangan asupan yang
seharusnya tersimpan secara normal ketika dia masih dalam bentuk telur.
Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian anakan piyikan burung
bisa ditekan.
PROBLEM UTAMA CUCAK HIJAU
1. Kurang fighting spirit, tidak ngetrok atau njambul
2. Hanya melet-melet (julurkan lidah) kalau ditrek
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit, tidak ngetrok atau njambul
2. Hanya melet-melet (julurkan lidah) kalau ditrek
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit
alias kurang semangat tempur biasanya karena burung masih muda, burung
kurang fit, kegemukan. Atasi dengan pemberian asupan yang seimbang
gizi, vitamin dan mineralnya. Bisa gunakan BirdVit untuk rawatan harian. Bisa gunakan BirdShout selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.
Agar burung ngentrok dan njambul, pastikan burung birahi secara terukur. Selain diterapi harian dengan BirdVit,
latihlah atau sering pertemukan dengan cucak hijau yang suka njambul
dan ngentrok. Karakter “njambul dan ngentrok” bisa ditularkan dengan
cara burung yang “dimaster” dikerodong, dan usahakan bisa melihat cucak
hijau lain yang suka ngentrok dan njambul bila sedang berbunyi.
2. Hanya melet-melet
(julurkan lidah) kalau ditrek, maka penyebabnya dan cara mengatasinya
sama dengan poin pertama hanya saja sering-sering ditrek dengan burung
lain dan kurangi/ jangan dicas dengan burung betina.
3. Mabung nyulam terus-menerus, penyebabnya kebanyakan lemak dan protein tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Lakukan terapi Bird Mineral dan barengi dengan perawatan harian menggunakan BirdVit. Kurangi dulu penjemuran dari porsi biasanya.
4. Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan parasit, baik cacing maupun kutu. Bisa atasi dengan AscariStop dan FreshAves. Jika gangguan parasit sangat akut, bisa disertai penggunaan BirdFresh.
BURUNG MURAI BATU
Scientific classification
Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Passeriformes Family: Muscicapidae Genus: Copsychus Species: C. malabaricus Binomial name Copsychus malabaricus Synonyms Kittacincla macrura Cittocincla macrura | REFERENSI |
Umum
Burung murai batu (Copychus malabaricus)
adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal
memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan
sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar
dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat
aktraktif.
Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
- Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
- Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
- Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
- Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
- Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
- Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
- Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
- Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
- Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
- Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
- Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
- Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
- Copsychus niger (White Vented Shama)
- Copsychus cebuensis (Black Shama).
- Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .
Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannya
A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
- Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
- Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
- Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
- Copsychus albiventris (Andaman)
- Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
- Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
- Copsychus minor (Hainan-China)
- Copsychus mallopercnus (Malaysia)
- Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
- Copsychus omissus
- Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
- Copsychus leggei (Sri Lanka)
- Copsychus malabaricus (India)
- Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
- Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
- Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
- Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
- Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
- Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
- Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
- Copsychus parvimaculatus (Polillo)
- Copsychus shemleyi (Marinduque)
- Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C. Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.
Gambar beberapa jenis/sun-spesies murai batu (sumber gambar: planet burung)
Ciri jantan dan betina burung murai batu
Ciri jantan dan betina murai batu dewasa sebenarnya mudah dibedakan.
Untuk murai dengan sub-spesies yang sama, maka untuk warna bulu jantan
lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat kebiruan (berkilau, nyambeliler,
seperti berhologram), sedangkan warna merahnya atau coklat, terlihat
tajam kontras dengan warna di sebelahnya (hitam atau putih).
Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih bervariasi.
Cara memilih bahan burung murai batu yang baik
Diasumsikan murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
- Mata: Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu tersebut menjadi buta sangat tinggi sekali.
- Ekor: Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh kembali.
- Bulu Dada: Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.
- Usia: Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
- Perilaku: Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.
- Bentuk paruh: Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Bentuk kepala: Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan: Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Tips membedakan murai batu Borneo/Kalimantan dan Sumatera
Banyak penghobi yang bingung mengidentifikasi murai batu dari Borneo
dan Sumatera, jika tidak sedang berbunyi. Kalau dalam kondisi berbunyi,
memang mudah membedakannya, yakni dengan melihat pengembangan bulu pada
body.
Untuk murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat tumbuhnya.
Meski demikian, tips yang saya berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.
Untuk murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat tumbuhnya.
Meski demikian, tips yang saya berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.
Cara perawatan burung murai batu
Tempat/sangkar:
Murai batu bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk
kotak ukuran 50 x 50 x 75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50
cm atau 60 cm tergantung dari jenis murai batu yang kita pelihata
apakah berekor panjang atau pendek. Sementara tenggeran atau
pangkringan bisa dibuat dengan kayu asam diameter 1,3 cm; bisa
berbentuk palang bersusun mapun leter T.
Untuk perawatan harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar tidak kedinginan.
- Pakan: Hal
utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang
variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang
bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga
lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide)
B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial
seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah
salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D.
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan
dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain.
Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan. Yang termasuk mineral yang diperlukan burung anis kembang
adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum,
Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai untuk murai batu
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%). Belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT http://omkicau.com/2008/11/02/kunci-utama-perawatan-burung/
Perawatan dan setelan harian burung murai batu
Perawatan harian untuk burung murai batu relatif sama dengan burung
berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin
dan konsisten.
Berikut ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung murai batu:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer dan air minum.
- Berikan jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong jika akan dilakukan pemasteran. Jika tidak, pengerodongan tidak mutlak.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Pemberian cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. Contoh setiap hari Selasa pagi.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum untuk menjaga kesehatan burung, dua-3 kali sepekan atau sesuai kondisi burung.
Penanganan burung murai batu over birahi
Salah satu ciri-ciri burung murai batu yang terlalu birahi (over
birahi) antara lain: agresif, bulu mengkorok, nglowo (sayap turun) dan
mematuk ornamen sangkar.
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
- Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
- Berikan cacing 2 ekor 2x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Berikan multivitamin untuk menstabilkan kondisi fisik.
Penanganan murai batu kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian koto menjadi 3x seminggu
- Berikan klabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung murai batu lain dahulu
- Berikan multivitamin
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian.
Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter
dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan setelan lomba untuk burung murai batu:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, burung dimandikan dan berikan jangkrik 3-5 ekor dan ulat hongkong 4-7 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan jangkrik 2 ekor lagi.
Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung murai batu lain.
Perawatan dan setelan burung murai batu pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan
mengembalikan kondisi fisik burung, dengan pola perawatan dan setelan:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada
keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal
yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini
akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme
tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu,
burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih
besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung
sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu.
Dampak dari ini adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Masa
mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung
atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam
tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga
protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Umum
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,
khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan
protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian
menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan
pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh
burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu
baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa
mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang
sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in
Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan
mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya
dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca
harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka
bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi
bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam
daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang
sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang
baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya
mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk
memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang
sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang
tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit
– Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease)
dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung
kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan
infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit
tumbuh.
* Gizi buruk
– Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak
sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat
pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan
kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa
burung mabung.
* Stres –
Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan
manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang
sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
- Pertama-tama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
- Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
- Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah
dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus
burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi
burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting
atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih
smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat
diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3. Juga mangandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin
HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B)
dan Ca-D Pantothenate. BirdVit juga mengandung mineral utama seperti
potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate,
iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani
burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala
tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”.
Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung
bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi
untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur
seperti metionin dan sistin.
Murai batu bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah
atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan
asupan mineralnya yang kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa
menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif
jika digunakan bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya
sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka
mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan
volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat
diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak
sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas
burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola perawatan murai batu masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
Lakukan pemasteran:
Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan
mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai
dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan
karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya http://smartmastering.com/
PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU
Meski saat ini semakin banyak saja orang yang menangkarkan murai batu,
tetapi prospek ke depannya tetap bagus. Hal ini disebabkan stok
pasokan murai batu dari hutan mulai menipis karena terus dikuras,
sementara peminat burung kicauan semakin hari semakin banyak saja. Pada
saat yang sama, banyak penghobi yang tidak sabar untuk merawat murai
hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya, dan karenanya harus
menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya secara maksimal,
apalagi untuk dibawa ke arena lomba.
Sementara anakan murai batu hasil penangkaran, selain kita bisa
memilih anakan dari indukan-indukan tertentu yang kita sukai, entah
karena suaranya atau karena postur tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan
ketika masih trotolpun sudah mulai bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas
mabung, biasanya murai batu hasil tangkaran dengan indukan yang bagus
sudah mulai ngerol dan bahkan ada yang sudah siap masuk arena lomba.
Untuk penangkar, kondisi ini memang menguntungkan. Dan sejauh ini,
tidak pernah ada cerita anakan murai batu harganya jatuh. Minimal
bertahan tetapi kecenderungannya naik terus. Apakah dengan banyaknya
penangkaran nanti tidak akan membuat harga burung murai batu jatuh di
pasaran? Saya yakin tidak. Sebab, semakin hari semakin banyak orang
yang mencari anakan-anakan murai batu dari indukan bagus, dan para
penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari indukan bagus. Artinya,
kalau kita sudah bisa menangkar dengan indukan yang kualitasnya “biasa
saja”, tentu akan terpacu untuk mencari indukan dengan kualitas bagus.
Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak hanya penghobi tetapi
juga penangkar yang sudah mapan atau para penangkar pemula.
Tentu saja, agar kita bisa bertahan menjadi penangkar murai batu yang
produksinya selalu diburu oleh penghobi, haruslah selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas produk. Selain diupayakan melalui pencarian
indukan di arena lomba, juga bisa dilakukan cross antar jenis murai
batu. Misalnya, murai batu ekor panjang untuk betina dan murai batu
nias untuk pejantannya. Murai batu nias terkenal punya
tembakan-tembakan yang melengking dan kristal, tetapi kurang disukai
juri di arena lomba karena ekornya hitam semua. Nah dengan mencoba
menyilangkannya dengan murai batu jenis lain, diharapkan akan
menghasilkan anakan dengan suara kualitas nias tetapi dengan ada warna
putih di ekornya.
Untuk memulai penangkaran, tentunya kita sudah harus menyiapkan
kandang penangkaran. Kandang penangkaran murai batu bisa dilihat
contohnya pada gambar di bawah ini:
Keterangan:
A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi
dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di
mana.
C = Atap tertutup
D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
E= Wadah air (untuk mandi)
F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum
G=Tangkringan
Panjang x lebar x tinggi: Untuk
murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat
strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang
dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.
Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.
Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.
Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.
Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.
Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.
Keterangan:
A. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
B. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
C. Papan/tembok tertutup
D. Pintu untuk keluar masuk orang.
KOTAK SARANG
Berikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuat:
KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT
Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah ini:
BAHAN PENYUSUN SARANG:
Di dalam kandang juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa
merang atau daun cemara/pinus. Sebagian dimasukkan ke kotak wadah
sarang untuk merangsang burung membikin sarang dan sebagian besar
lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang kering.
Pemilihan indukan dan penjodohan
Sebagaimana pemilihan indukan untuk burung penangkaran pada umumnya,
maka untuk memilih indukan jantan, pilih saja murai batu yang sehat,
tidak cacat fisik dan gacor dengan perkiraan usia di atas 2 tahun.
Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang usia di atas 1 tahun, mulus dan
sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan murai batu jantan. Pilihlah
jantan dan betina yang jinak, dalam arti tidak takut lagi dengan
manusia. Soal asal murai batu, pilih sesuai keinginan Anda. Bisa asal
Lampung, Aceh atau dari manapun.
Untuk penjodohan, sama dengan proses penjodohan cucak ijo pada artikel
saya sebelumnya. Tetapi, oke, saya tulis ulang saja di sini. Intinya,
proses penjodohan bisa dilakukan dengan kandang penjodohan, yakni
sangkar bersekat yang sekatnya bisa kita ambil sewaktu-waktu. Jika
tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan sangkar harian biasa.
Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si jantan dan
betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah birahi
pada tahap awal akan selalu berkicau mengarah si betina. Si betina juga
akan menanggapi dengan siulan-siulan khas betina. Jika belum mau
berjodoh, betina akan menghindar dengan cara menjauh dan bersikap cuek.
Proses penjodohan ini bisa berlangsung lama atau sebentar tergantung
dari kondisi birahi masing-masing. Yang jelas, murai batu betina yang
sudah birahi, tanda-tandanya suka menggetar-getarkan sayap dan selalu
berusaha mendekat ke murai batu jantan.
Untuk membuat burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai
berikut (lihat juga hal yang sama dilakukan untuk penjodohan cucak ijo)
:
1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina
diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10 ekor cacing dengan tujuan
agar keduanya terpacu birahinya.
2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya.
3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan.
Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan memainkan EF di
mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina kelaparan karena tidak
mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah
makan dari si jantan.
Proses ini bisa dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya
tergantung burung itu sendiri, bisa sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan
belum jodoh.
Proses penjodohan seperti itu pula yang biasa dilakukan para
penangkar. Proses penjodohan ini dilakukan selama hampir sebulan sampai
jantan betina mau bercampur tanpa tarung lagi.
Kadang, ada juga penangkar yang langsung memasukkan murai batu jantan
dan betina dalam satu kandang penangkaran tanpa proses penjodohan
terlalu lama. Namun hal ini biasa dilakukan ketika murai batu jantan
dan betina sama-sama mabung sehingga tidak agresif terhadap pasangan.
Berkaitan dengan penjodohan murai batu ini, ada tips yang disampaikan
Om Rudi Jambi yang sudah sukses menangkar murai batu. Dalam tulisannya
di forum KM, Om Rudi menulis seperti di bawah ini.
1. Agar proses penjodohan lebih mudah, iapkan betina lebih dari 1
ekor, dekatkan dengan pejantan yang telah diseleksi, baik dari kualitas
suara, katuranggan maupun prestasinya. Bila sudah ada yang tampak
rajin bunyi, ngeleper-ngeleper sayapnya sambil ngeriwik, itu pertanda
si betina sudah birahi, pilih betina tersebut, dekatkan dengan pejantan
ditempat terpisah selama kurang lebih 3 hari.
2. Masukan ke dalam sangkar bersekat, atau biasanya disebut kandang
jodoh, atau bila tidak ada sangkar bersekat boleh juga mengunakan
sangkar biasa yang diletakan berhimpitan.
3. Harus dilakukan pengamatan secara rutin, untuk memastikan jodoh
tidaknya indukan pilihan tersebut.bila sudah terlihat akrab, yakni
sering terlihat berhimpitan meski masih dibatasi sekat, baru masukan ke
kandang penagkaran.
4. Amati perilaku indukan, amati terus apakah si pejantan sudah
benar-benar mau menerima pasangannya. Tanda-tanda penjodohan yang
sukses, apabila sepasang indukan sering berduaan, sering kejar-kejaran,
tapi bukan saling serang.sebaliknya bila sang jantan mengejar dan
menghajar betina, maka segera pisahkan kembali pasangan tersebut, karna
bila dibiarkan bisa berakubat fatal…yakni…. kematian pada sang betina…
5. Lakukan penjodohan alternatif, ulangi kembali penjodohan dari tahap
pertama selama 1 minggu, kemudian masukan betina kedalam sangkar kecil
dan masukan kedalam kandang besar, sementara itu biarkan sang pejantan
bebas didalam kandang penangkaran dan merasa lebih berkuasa, langkah
ini juga bertujuan mengurangi birahi pejantan.
6. Ganti pasangan bila tidak mau jodoh, ini merupakan alternatif
terakhir dan mutlak dilakukan, yakni bila pasangan tersebut tetap tidak
bisa jodoh, ganti betina dengan betina baru. Lakukan langkah-langkah
penjodohan mulai dari awal sambil diamati perkembangannya.
Nah, lagi-lagi tips saya tetap sama di artikel penangkaran yang sudah
saya tulis, yakni jika burung kita sulit atau lama berjodoh, maka kita
bisa menggunakan BirdMature. BirdMature adalah produk untuk
meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama untuk burung-burung
penangkaran.
Menurut pengalaman penangkar murai batu, salah satunya adalah Om Didik
di Gresik (RR BF), murai batu betina usia muda sudah bisa dijodohkan
dan bisa berproduksi dan malah relatif produktif ketimbang yang tua.
Murai batu betina usia sekitar 8 bulan, sudah bisa dijodohkan dan
ditangkarkan. Sedangkan jantannya, tetap menggunakan pejantan yang
usianya lebih tua, minimal usia satu setengah tahun.
Manajemen pakan pada penangkaran murai batu
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Perlu diingat, pemberian asupan yang tidak seimbang justru akan
memperlama proses produksi. Penggunaan voer untuk ayam broiler
misalnya, memang meningkatkan jumlah protein, tetapi pada saat yang
sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung penangkaran yang
kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik. Begitu juga dengan voer
yang biasa digunakan untuk burung kicau harian, secara umum sudah
baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak bisa kita pastikan
karena banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan komposisi isi
yang memadai. Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke beberapa
penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan komposisi yang pas
untuk burung.
Multivitamin yang bagus setidaknya mengandung vitamin utama, yakni A,
D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; zat esensial
seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah
salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. Untuk
referensi ini, silakan baca tentang produk BirdVit.
Pada saat yang sama, burung di penangkaran membutuhkan mineral yang
komplit dan seimbang. Unsur Ca dan K misalnya, harus benar-benar
tercukupi sehingga proses pembuatan cangkang telur bisa berlangsung
dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan mineral pada burung akan
menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran, antara lain bulu lemah,
tidak mulus, kusam; terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok
dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis (tumit bengkak); anak burung
mati setelah menetas; mengalami urat keting (tendo); terlepas sendinya,
tercerai (luxatio); paruh meleset, kekurangan darah sehingga pucat dan
lemah; tidak juga segera bertelur, telur kosong, produktivitas rendah,
dan daya tetas rendah, serta kematian embrio tinggi. Untuk menghindari
hal itu, ada baiknya Anda mengetahui masalah mineral burung.
Masa mengeram
Seperti halnya penangkaran burung pada umumnya, murai batu membutuhkan
lingkungan yang tenang. Paling tidak, harus terbebas dari gangguan
predator (kucing, tikus dll). Sementara untuk menghindarkan burung dari
serangan penyakit yang berasal dari parasit, maka kita harus
memastikan kandang yang relatif bebas parsit dan serangga pengganggu
seperti semut dan kecoak.
Parasit pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak
ditangani secara serius, maka akan menyebabkan betina tidak nyaman
dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak tenang dan selalu turun dari
sarang. Jika ini berulang terjadi, maka dipastikan telur tidak bisa
menetas karena tidak mendapatkan suhu pengeraman yang stabil.
Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan indukan berlaku
agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri, dan
lain-lain.
Selama masa mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan
agar kedua burung tidak naik birahinya yang juga sering menyebabkan
mereka berlaku agresif baik terhadap pasangan amupun terhadap telur
yang sedang dierami.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Manajemen anakan
Jika telur telah sukses menetas, maka anakan murai batu bisa Anda
petik antara usia 5-10 hari. Kalau kurang dari 5 hari, kondisi burung
terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan.
Sementara jika lebih dari 10 hari, burung sudah takut dengan manusia.
Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada saat yang sama mereka belum
bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah anak-anak murai batu.
Anak-anak
murai batu bisa Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada
landasan dengan bahan yang sama dengan yang dibuat untuk membuat sarang
di kandang penangkaran. Untuk landasan teratas bisa kita beri kapas
agar lembut dan tidak melukai anakan burung. Anakan di wadah khusus itu
kemudian bisa Anda letakkan di dalam kotak kayu atau kotak apa saja,
dengan diberi lampu penghangat.
Sedangkan untuk pakan anakan murai batu yang diambil pada usia 5-10
hari, Anda bisa menyiapkan kroto yang benar-benar bersih dari kotoran
dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang bisa Anda
buat seperti penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda bisa membuat
dengan bentuk apapun yang penting bisa untuk menyuapkan kroto ke paruh
burung anakan. Kroto yang akan Anda berikan, perlu ditetes air sedikit
sehingga memudahkan burung anakan untuk menelannya.
Untuk burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga bisa memberikan
kroto yang dicampur dengan adonan voer. Untuk memastikan kecukupan
vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu menambahkan BirdVit ke
dalamnya.
Anakan burung pada usia 15 hari ke atas, Anda sudah bisa mulai
memberikan jangkrik kecil yang dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet
kepalanya. Atau kalau untuk pemberian di masa-masa awal, jangan
disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi kalau Anda bisa
memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih lembut dan berwarna
putih.
Ketika anakan burung sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks
sarang, Anda bisa memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja
perlu diingat, dasar sangkar gantung tetap diberi landasan bahan yang
sama dengan bahan pembuat sarang. Tujuannya adalah mencegah kaki burung
anakan cedera. Sementara untuk tangkringan harus dibuat bertingkat
agar burung juga belajar meloncat antar tangkringan.
Sementara itu untuk manajemen indukan pasca anakan diambil, Anda bisa
menyetting pakan untuk indukan seperti pada masa pasca penjodohan.
Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari setelahnya, betina mulai
bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan mengalami perubahan
ketika burung mengalami masa mabung.
Selamat menangkar.
PROBLEM UTAMA BURUNG MURAI BATU
1. Ngebatman, mbalon ketika diadu.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh.
3. Mabung tidak tuntas.
4. Gampang mabung/rontok.
5. Nyekukruk tidak semangat
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba.
7. Turun tangkringan dan gelisah.
1. Ngebatman atau mbalon ketika diadu:
Pertanda burung drop secara mental. Pemulihan perlu waktu lama dengan
cara dikarantina dan bebas dari suara murai batu lain. Lama karantina
kadang perlu sampai masa datangnya mabung lagi. Namun bisa saja lebih
cepat dengan cara berikan jangkrik sebanyak burungnya mau. Bisa bahkan
sampai 10 ekor kalau masih mau diberikan saja. Untuk obat-obatan tidak
perlu, tetapi bisa diberikan BirdVit dan BirdMineral untuk terapi multivitamin dan mineral standar.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh:
Pastikan bahwa bulu patahan di bagian yang menancap di pantat dicabut
secara perlahan dan bisa keluar sampai ke batang bawah. Jika pori-pori
tertutup, usap-usap dengan air hangat dan coba bagian itu dibuka dengan
bantuan jarum yang disterilkan (dibakar atau diusap alkohol).
Bersihkan dengan air hangat, keringkan. Untuk mempercepat tumbuh bulu,
berikan terapi dengan BirdMolt.
3. Mabung tidak tuntas:
Pertumbuhan bulu baru lambat sehingga tidak bisa mendesak bulu lama.
Burung perlu energi tinggi untuk mabung, tetapi bukan dalam bentuk
karbohidrat. Penambahan pakan masa mabung yang hanya berupa karbohidrat,
hanya membuat burung gemuk tetapi bulu tidak juga tumbuh. Untuk masa
pertumbuhan bulu ini diperlukan asam amino yang mengandung sulfur
seperti metionin dan sistin. Sumber mentionin dan sistin bisa diperoleh
pada BirdVit dan BirdMolt.
4. Gampang mabung/rontok:
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori
tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah
banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan
nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa
gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
5. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan AscariStop.
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba:
Penyebabnya adakah adanya gangguan parasit, terutama air sac mite,
yakni tungau kantung udara yang kasat mata. Burung sepertinya tidak
kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya. Hal ini
menyebabkan burung selalu gelisah dan tidak bisa nampil maksimal di
arena lomba. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi pengolesan BirdFresh.
Tidak nagen bisa juga karena kekurangan tenaga. Coba berikan BirdPower sebelum ditampilkan di latbenaran atau lomba.
7. Turun tangkringan dan gelisah:
Biasanya disebabkan burung masih terlalu muda dan bisa juga burung
tidak fit. Pastikan rawatan harian yang bagus dan bisa gunakan produk
rawatan harian BirdVit.
BURUNG BRANJANGAN
Scientific classification
Kingdom:Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Passeriformes Family Alaudidae Genus: Mirafra Species: M. javanica Binomial name Mirafra javanica |
REFERENSI
|
Burung
branjangan merupakan salah satu burung kicauan yang pandai menirukan
suara burung lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli
burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni
“tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang tidak
dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering
(terbang di tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang secara
memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak
terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
Habitat
Branjangan memiliki kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan
75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam
istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang
periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk
tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret
hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus,
branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap
bulan.
Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan
tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu
karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan
musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di
tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang
dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani
tebu.
Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah
gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan
gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal
dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di
daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali.
Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung
di Indonesia adalah Mirafra Javanica.
Ciri berdasar daerah asal
Saat
ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal
dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang baik.
Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari daerah
Nusa Tenggara maupun Sumatra.
Di kalangan penghobi burung Indonesia, branjangan yang populer adalah
yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah
(Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates). Burung dari kawasan
ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain
adalah mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras
dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang
menarik, kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila
Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah
Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal,
jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).
Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu
besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan
branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat mencapai ukuran tubuh
12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih
gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan
branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.
Sementara itu branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya
tarik tinggi karena ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan
pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara
mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga
tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.
+Ciri jantan dan betina
Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam
dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika
bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih
gagah.
Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki
jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek.
Volume suaranya sama-sama keras, namun suara betina terputus-putus dan
kurang variasinya.
Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari
paruhnya. Pada branjangan jantan, paruh bagian bawah terlihat putih
atau terang sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau
kecoklatan.
.
.
Memilih branjangan
Tidak
ada patokan khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang penghobi
dan juga pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta,
mengatakan ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya
atletis, ekor dan badan panjang, mata tajam (menunjukkan petarung),
bulu lembut seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi
agak bengkok sedikit ke bawah.
Cara perawatan
-Tempat:
Branjangan bisa dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm
dengan panjang atau tinggi antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara
tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari batu apung dan bagian dasar
sangkar diberi bubukan batu bata atau tanah kering yang diayak.
Usahakan pembuatan bubukan dari batu bata yang lunak. Hancurkan,
kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi batu batanya keras,
bisa merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta menggunakan debu (tanah yang
bersih yang dikeringkan dan dihancurkan halus/disaring).
- Pakan:
Sama dengan burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan menu pakan
yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya.
Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein,
karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2,
B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung
zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid
(sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan
dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain.
Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung branjangan adalah
Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium,
Sodium Chlorin dan Kalium.
REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT http://omkicau.com/2008/11/02/kunci-utama-perawatan-burung/
- Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
- Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
- Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
- Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
- Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
Bubukan batu bata diganti minimal sepekan sekali. Meski tidak perlu
dikerodong setiap malam, branjangan tetap perlu dilatih kerodong agar
tidak kelabakan ketika suatu saat kita perlu mengerodongnya, misalnya
ketika akan dibawa ke luar rumah atau ke arena lomba.
Penanganan branjangan kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
- Berikan vitamin tambahan
PENANGANAN BRANJANGAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian.
Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter
dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan burung branjangan pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan branjangan mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung
atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam
tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga
protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,
khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan
protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian
menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan
pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh
burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu
baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa
mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang
sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in
Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan
mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya
dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca
harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka
bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi
bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam
daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang
sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang
baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya
mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk
memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang
sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang
tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit -
Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease)
dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung
kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan
infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit
tumbuh.
* Gizi buruk
– Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak
sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat
pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan
kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa
burung mabung.
* Stres
– Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan
tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa
berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga,
berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan
yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan
berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya
mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan
gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami
masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan
khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi
burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani burung
mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala tanpa
khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang benar
energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya
akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu
seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Branjangan bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah
atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan
asupan mineralnya yang kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif
jika digunakan bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya
sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka
mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan
volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola Perawatan masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Tidak perlu dimandikan.
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.
- Berikan BirdVit yang diberikan tiap hari atau mencampurkan BirdMineral ke dalam bubukan bata di dalam sangkar branjangan.
Lakukan pemasteran. Masa
mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar.
Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang
kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan
tipe suara burung dengan suara burung master.
Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya http://smartmastering.com/.
Perawatan branjangan macet bunyi
Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai berikut
- Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
- Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
- Untuk bubukan bata, jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.
PENANGKARAN BRANJANGAN:
Branjangan
memiliki populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya. tetapi
untuk menangkarnya gampang-gampang sulit. Sebab, seperti ditulis dalam
Majalah Kucica Edisi Januari 2000, branjangan gampang stress dan tidak
mau berkembang biak jika kandanganya atau tempat sarangnya dijamah
manusia. Apalagi jika saat mengerami telur, jangan sekali-kali orang
asing memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan
telurnya.
Tidak seperti burung kicauan lainnya, burung berwarna coklat
kekuning-kuningan ini dalam proses penjodohannya tidak harus terlebih
dahulu lewat pengenalan dari pejantan dan betina. Branjangan yang sudah
dewasa atau berumur minimal setahun, sudah bisa langsung dipertemukan
jika sama-sama birahi.
Tidak ada perbedaan ciri-ciri birahinya. Jantan dan betina sama-sama
’ngleper’ jika sedang birahi. Dan jika telah sama-sama birahi, jika
dilepas di kandang, si jantan dan betina tidak akan berkelahi. Setelah
dilepas dalam satu kandang, si jantan akan bereaksi terlebih dahulu
dengan menunjukan kegagahannya yang ditandai sayap ngleper dan
dikepalanya muncul jambul.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Penjodohan
Proses perjodohan branjangan biasanya terjadi siang hari. Branjangan
jantan suka sekali ngleper di atas batu, sedang betina di bawahnya.
Tanda-tanda penjodohan yang paling nampak adalah ketika branjangan
jantan sering membawa alang-alang kering untuk membuat sarang.
Keistimewaan branjangan ketika membuat sarang tidak selalu memilih
tempat yang disediakan oleh perawatnya. Masa penjodohan hingga bertelur
tidak pasti.
Waktu yang diperlukan dari masa penjodohan hingga bertelur bervariasi
dari 3 – 15 hari, bergantung pada situasi lingkungan di sekitar
penangkaran dan asupan gizi pakan.
Kandang penangkaran
Menangkar
branjangan tidak dibutuhkan perlengkapan dan sarana yang ’njelimet’.
Hanya saja lokasi yang sunyi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengembangbiakan buatan manusia. Kandang untuk tempat penangkaran,
sebagaimana lazimnya untuk dinding terbuat adri jeruji kawat yang agak
rapat (kecil). Ini agar hewan-hewan pengganggu seperti cecak dan tikus
tidak leluasa masuk. Sedangkan untuk atapnya bisa juga jeruji kawat atau
dari seng. Karena branjangan tahan terhadap suhu udara panas,
sebaiknya atapnya setengah terbuka sehingga sinar matahari bisa
menembus ke dalam kandang.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Bahan-bahan untuk sarang paling baik adalah alang-alang kering atau
jerami. Biarkan jerami bertebaran di tanah, karena jika sudah berjodoh,
proses pembuatan sarang akan diatur sendiri oleh branjangan tersebut.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Selain itu untuk tempat bersarang sediakan kotak dari tanah, yang
tingginya sekitar setengah meter. Tetapi terkadang branjangan tidak
suka membuat sarang di kotak buatan, burung ini lebih suka membuat
sarang di sembarang tempat asalkan terlindung dari gangguan hewan atau
manusia. Misalnya, di pojok bawah, di dekat batu, dan lain-lain.
Pemberian pakan
Untuk tempat pemberian makanan, sebaiknya dekat batu-batuan atau mudah
dijangkau oleh perawatnya jika akan memberi makanan. Tujuannya agar
branjangan yang sedang dalam masa penjodohan atau saat mengerami telur
tidak panik. Meskipun branjangan bisa dijinakkan, tetapi kalau
perawatnya terlalu kasar atau kurang hati-hati saat memasuki kandang,
bisa saja branjangan tersebut mengalami stress.
Makanan yang disiapkan adalah tanaman padi, biji-bijian milet, walang
atau jangkrik dan kroto. Padi sebaiknya ditebar begitu saja sehingga
branjangan bisa ’ngasin’. Jika semua sarana itu tersedia, pasangan
branjangan yang sudah birahi siap dilepas di kandang buatan berukuran
sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi 2,25 meter.
Pengontrolan
Menangkar
branjangan harus selalu dikontrol dan dibutuhkan ketelatenan
perawatnya. Karena jika ada hewan pengganggu yang masuk, misalnya
cecak, tikus, semut, atau ular; akibatnya bisa berbahaya.
Jika branjangan sedang mengerami telur, perawat harus sudah
memperkirakan kapan kemungkinan akan menetas. Biasanya telur yang
dierami menetas antara 10-11 hari. Pada saat menetas, harus cepat-cepat
diamankan dari gangguan hewan lain. Yakni selalu dikontrol dan kandang
dibersihkan dari hewan-hewan kecil. Sebab jika tidak cepat, akan
didahului dan dimakan semut.
Branjangan bertelur antara 3 hingga 4 butir. Tetapi terkadang ada yang
tidak jadi atau pecah. Saat menetas atau ketika indukannya meloloh
piyik, porsi makanan harus diperbanyak. Karena piyikan butuh energi
yang banyak agar dapat bertahan hidup. Jika piyik sudah berumur
beberapa hari, perawat bisa lebih sering keluar masuk kandang untuk
mengontrol perkembangan piyik. Selama proses tersebut, branjangan
jantan terlihat lebih aktif mencari makanan, sedangkan betina lebih
banyak menunggu di sarang.
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama adalah
menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa
birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu
memberikan asupan pakan yang bisa memunculkan birahi burung, baik untuk
jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda menggunakan multivitamin dan multi
mineral yang dilengkapi dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai
bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan burung
indukan. Anda bisa misalnya menggunakan BirdMature.
Fungsi utama BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan
betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga melakukan
perkawinan. Atau kalau melakukan perkawinan tidak terjadi pembuahan.
Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang kosong sampai masa
pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di atas adalah karena datangnya
masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan. Dengan
demikian, dalam kasus ini juga disarankan menggunakan BirdMature / BMR sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama BirdMature/ BMR memang meningkatkan fertilitas dan
menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun dia memiliki fungsi lain,
yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan (burung-burung muda),
menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan
pertumbuhan bulu burung.
Banyak burung piyikan mati disebabkan dia kekurangan asupan yang
seharusnya tersimpan secara normal ketika dia masih dalam bentuk telur.
Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian anakan piyikan burung
bisa ditekan.
PEMISAHAN PIYIK
Pemisahan
bisa dilakukan jika piyik sudah berusia antara 8-15 hari. Namun
apabila kondisinya masih perlu diloloh induknya, sebaiknya jangan dulu
dipisah. Terlalu cepat memisahkan piyik dari induknya ada segi positif
dan negatifnya. Namun sebenarnya tidak terlalu masalah jika perawat
selalu memperhatikan perkembangan piyik. Sisi positifnya piyik lebih
mudah dikontrol perawatnya khususnya dari gangguan hewan lain atau
bahkan induknya sendiri. Selain itu, jika dipisahkan lebih dini piyik
akan jinak pada perawatnya.
Dampak negatifnya jika terlambat memisahkan, piyik sulit dijinakkan
dan bersifat liar karena sudah dewasa ketika berada di kandang. Selain
itu resiko gangguan binatang lain lebih besar. Tetapi seandainya
diloloh sendiri, apabila si perawat terlalu kasar atau tidak memahami
keinginan piyik, bisa berakibat kematian.
Untuk meloloh piyik makanan harus dilembutkan terlebih dahulu. Begitu
pula pemberian jangkrik atau walang dipilih yang masih clondo dan harus
dipotong-potong. Piyek yang sudah berumur di atas 20 hari, resiko
kematiannya sangat kecil asalkan tidak terlambat memberi makanan. Jika
belum tumbuh bulu sayap, saat tidur harus diberi alas kain untuk
penghangat.
PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
1. Mabung tidak segera tuntas: Branjangan yang proses mabungnya terlalu lama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan bulu baru.
Berbeda dengan kenari misalnya, branjangan tidak suka “ngemil”.
Artinya, proses mabung menjadi lamban karena tidak cukup energi untuk
mendorong pertumbuhan bulu secara cepat. Bulu-bulu dan selongsong bulu
terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut
keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur
serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino
(pembangun sel atau blok protein).
Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini
kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi
keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan
tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup
untuk membentuk bulu secara sempurna.
Untuk menyediakan jenis protein yang diperlukan branjangan, bisa kita sediakan BirdVit dan/atau BirdMolt. Kedua multivitamin ini tidak hanya membuat burung fit, tetapi juga mendapatkan asam amino yang cukup untuk pertumbuhan bulu.
2. Sehabis manbung tidak cepat bunyi disebabkan masa rekondisi burung terlalu lama. Untuk mempercepat rekondisi ini pula bisa diberikan BirdVit untuk rawatan harian selama dan sehabis mabung.
Alternatif lain, Anda bisa menyediakan undur-undur sebagai extrta
fooding (EF) branjangan. Cari saja binatang kecil itu (rata-rata
seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15 ekor. Tebar ke ke dalam
bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan. Langkah ini bisa
dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang
gacor, agar mudah terpancing dan kembali bunyi.
3. Bulu mudah rontok terutama disebabkan oleh serangan parasit (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.
Pastikan kita menyemprot burung sebulan sekali dengan FreshAves.
BURUNG
CENDET : Scientific classification; Kingdom: Animalia; Phylum:
Chordata; Class: Aves; Order: Passeriformes; Suborder: Passeri; Family:
Laniidae; Genera Lanius; Eurocephalus Corvinella; REFERENSI
Umum
Burung Cendet / Burung Pentet merupakan salah satu burung predator
yang memiliki suara variasi isian yang sangat baik. Banyak Kicaumania
yang menganggap perawatan burung jenis ini susah. Sebenarnya, seperti
ditulis Om Irvan Sadewa di SmartMasterin.Com, merawat burung ini sama
mudahnya dengan merawat burung berkicau jenis lain. Burung Cendet
adalah burung cerdas dari keluarga Turdidae.
Cendet termasuk burung favorit untuk para penghobi yang senang dengan
burung yang bisa menirukan berbagai suara burung lain. Dulu sekitar
awal 1990-an, seperti ditulis Anang Dewanto dan Maloedyyn Sitanggang di
Merawat & Melatih Burung Kicauan, cendet merupakan burung
yang belum banyak diminati. Bahkan harganya tidak lebih dari harga
burung kutilang. Namun, dalam perkembangannya, orang mengetahui bahwa
selain memiliki bentuk fisik yang indah, ternyata burung ini mempunyai
suara yang menarik dan dapat memaster suara burung lainnya. Karena itu,
berbondong-bondonglah orang berusaha mendapatkan burung ini dan
mencari kualitas yang terbaik.
Tipe suara Cendet yang ngerol, cenderung mendominasi suara ocehan
burung lainnya jika kita gantang di dalam rumah bersama-sama. Dibanding
burung lain, Cendet yang bisa memiliki lagu variatif (tergantung pola
pemasterannya) ini, memiliki warna suara yang merdu. Meski bisa sangat
keras, tetapi tidak memekakkan telinga. Beda dengan warna suara
burung-burung kicauan lainnya.
Habitat
Cendet juga memiliki nama lain, seperti bentet, pentet, dan toet (Jawa
Barat) dan burung ini merupakan burung petengger dan pemangsa yang
agresif dari Famili Laniidae. Famili Laniidae mencakup 74 spesies yang
dibagi dalam 4 subfamili. Cendet yang umum termasuk dalam subfamili
Laniinae dan Genus Lanius.
Jenis cendet sendiri bermacam-macam yang tersebar di beberapa wilayah di dunia. Salah satunya, adalah cendet abu-abu besar (L excubitor). Spesies
ini memiliki ukuran tubuh terbesar dengan panjang sampai 25 cm. Cendet
ini berkembang biak di Eropa, Asia, dan Amerika Utara.
Bersama dengan cendet hitam putih (L ludovicianus), burung – burung ini merupakan spesies yang biasa tinggal di dunia baru (Amerika). Jenis lainnya, cendet abu-abu kecil (L.minor) yang memiliki habitat di Eropa Selatan, Asia Tengah, dan Afrika bagian timur. selain itu,
Cendet kepala merah (L senator) yang
tinggal di Inggris bagian selatan, Eropa, Asia, dan Afrika. Ada pula
jenis burung bentet yang memiliki bentuk serupa yang terdapat di India
dan Asia Tenggara, yakni cendet cokelat (/.. christatus) yang banyak dilombakan di Indonesia dan cendet leher hitam (L colarris).
Burung ini memiliki habitat asli di hutan, terutama di pepohonan
tinggi. Makanan yang disukainya adalah biji-bijian, serangga, dan buah.
Sarang burung ini biasanya terbuat dari ranting, rumput, lumut,
bunga-bungaan, wol, dan bulu yang diikat dengan menggunakan sarang
laba-laba dan dikaitkan ke pohon atau semak-semak pada ketinggan 4—6
meter dari atas tanah. burung ini mampu menghasilkan telur sebanyak 3—6
butir per periode masa bertelur. Telur-telur ini akan menetas setelah
dierami selama dua minggu.
Pada masa pengeraman, sebagian besar waktu induk betina dihabiskan
untuk mengerami telurnya. Untuk mendapatkan makanan, induk jantan akan
menyuapinya. Pada usia 2—3 minggu setelah menetas, biasanya anakan
cendet telah mulai belajar terbang dan meninggalkan sarangnya.
Karakter dasar burung Cendet
- Ganas apabila lapar. Burung ini akan berlaku agresif apabila lapar.
- Petarung yang memiliki teritorial. Apabila mendengar suara burung lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
- Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Cendet lain, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
- Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
Ciri berdasar daerah asal
Ciri Fisik
Panjang tubuhnya 20—25 cm. Paruhnya membentuk kait di bagian ujung,
serupa dengan burung falkon, sejenis burung elang. Cendet juga memiliki
tungkai yang kuat dan cakar yang tajam yang dipergunakan untuk
mencengkeram mangsanya di udara. Sayap yang pendek dan bulat menyandang
10 batang bulu sayap luar primer dan ekor yang bulat memiliki 12 bulu
yang berfungsi sebagai kemudi ketika cendet sedang terbang. Cendet juga
mempunyai bulu kaku yang tumbuh di sekitar moncongnya.
Ciri khas burung cendet adalah ekornya yang panjang dan akan
meliuk-liuk jika sedang berbunyi. Nyanyian cendet mencakup nada-nada
yang harmonis. Berbeda sekali dengan pekikannya yang ribut dan
kedengaran kencang melengking. Sifat asli burung cendet adalah galak.
Jika mematuk, biasanya sekaligus menggigit dengan paruhnya yang tajam.
Jika menggigittangan atau bagian tubuh lainnya, biasanya akan
meninggalkan bekas gigitan di bagian tubuh tersebut.
Namun, jika burung cendet ini kita pelihara sejak piyikan, sifat
galaknya akan sedikit hilang. Bahkan burung ini akan mendekat jika
melihat tangan kita. Cendet akan langsung turun seolah-olah kita akan
memberinya makan.
Ciri jantan dan betina
Untuk membedakan jenis kelamin burung cendet dapat dilakukan dengan
cara mengamati bagian samping kiri dan kanan burung . Jika di bagian
pipinya ada warna hitam yang mencolok sekali, menunjukkan bahwa cendet
tersebut berkelamin jantan. Untuk betina, warna hitamnya terlihat semu.
Dilihat dari bentuk kepalanya, cendet betina biasanya mempunyai kepala
agak menggelembung. Sementara itu, jantannya memiliki bentuk kepala
yang agak ceper mendatar. Untuk lebih pasti dapat dilihat di bagian
supit burung. Burung cendet jantan mempunyai supit kecil panjang
ditandai dengan motif bulu berupa garis tidak beraturan di bagian
supitnya. Pada betina, bentuk supitnya besar dengan motif bulu garis
teratur seperti kembang.
Memilih Cendet
Perawatan sebagus apa pun, tidak akan membawa hasil yang maksimal
kalau cendet tersebut memang tidak mempunyai trah atau karakter tempur
yang mantap. Kualitas cendet amat ditentukan oleh faktor genetiknya.
Bagi pecinta burung, cendet merupakan burung yang sangat menyenangkan.
Variasi suara, volume suara, dan keindahan penampilannya menjadi
alasan bagi penikmat kicauan memilih cendet sebagai klangenannya.
Namun, jika kualitas suara yang disasar, jenis kelamin sangat
menentukan kesenangan dalam memelihara burung ini. Cendet yang
berkelamin jantan tentu memiliki warna yang lebih mencolok, variasi
suara yang lebih beraneka ragam, dan volume suara yang keras.
Potensi ngoceh tanpa
henti juga bisa dilihat dari perawakannya. Bakalan yang baik harus
berbadan tegap. Sayapnya terkesan kokoh, rapi, simetris, dan tidak
cacat. Pilih burung berkepala besar, membulat, dan bagian atasnya
datar. Burung berkepala besar diyakini sebagai burung pintar.
Perhatikan juga bentuk dan ukuran paruh.
Utamakan cendet dengan paruh tebal dan panjang, tetapi tampak
proporsional dengan ukuran kepala dan tubuh. Paruh tebal dan tampak
kokoh menandakan burung bisa membawakan lagu dengan tembakan dan volume
keras. Sebaliknya, jika paruh terlihat pipih, cenderung ngerol. Jika ngerol, volume suara akan lebih kecil karena dibutuhkan napas lebih lama.
Sementara itu, jika dilihat dari penampilannya, cendet yang rajin berkicau mempunyai ciri sebagai berikut.
— Bermata jeli serta berbulu rata dan agak mengilap.
— Gerakannya gesit, duburnya bersih dari kotoran, serta organ kanan dan kirinya seimbang
— Volume suara keras.
— Mempunyai bakat alami (mental) yang baik. Tidak takut ketika bertemu
dengan burung sejenis, baik ketika latihan maupun kontes.
Selain referensi dari buku Merawat & Melatih Burung Kicauan yang saya kutip di atas, ada pula tips lain pemilihan cendet versi Om Irvan, sebagai berikut:
- Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Cendet jantan dapat dilihat warna bulu yang tegas mengkilap dan kontras.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah cenderung lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Kepala besar, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Cara perawatan
a. Perlengkapan Kandang
1. Sangkar
Sesuai dengan ukuran tubuhnya, kandang cendet biasanya lebih kecil
dibandingkan dengan sangkar murai atau sangkar anis merah. Ukuran yang
umum digunakan adalah 40 x 45 x 70 cm.
2. Tenggeran
Letakkan dua tenggeran di dalam kandang. Tenggeran terbaik dibuat dari
bahan kayu asam yang struktur kayunya agak kasar meskipun sudah
dikupas kulitnya. Letakkan 2 buah tenggeran tersebut secara sejajar
atas dan bawah. Diameter tenggeran 1,5—2 cm.
3. Kerodong
Dalam perawatan cendet, kerodong berguna untuk membuat cendet
istirahat. Penggunaan kerodong juga bermanfaat untuk perkembangan
mentalnya. Untuk cendet muda, gunakan kerodong dengan warna lembut atau
putih. Secara psikologis, burung muda masih takut menghadapi perubahan
lingkungan secara drastis. Kerodong warna putih juga berfungsi untuk
mengontrol kebersihan kandang dan burung . Jika dirasakan burung telah
bisa beradaptasi, baru boleh mengganti kerodongnya dengan warna yang
lebih gelap.
Tetapi saya sarankan, kerodong burung jika memang perlu saja sebab
burung yang terlalu banyak kerodong, kurang banyak berlatih bernyanyi.
Lain misalnya burung yang akan dipersiapkan untuk lomba, maka kerodong
selama 3-4 hari sebelum turun lomba adalah langkah yang baik.
Tujuannya, agar burung menyimpan tenaga atau stamina.
b. Pakan
Ada beberapa versi cara pemberian pakan untuk burung cendet. Ada yang
menyebutkna, pakan diberikan setelah burung dimandikan. Pada pagi hari,
berikan jangkrik 10 ekor dan kroto 1 sendok makan, dan pada sore hari
berikan jangkrik 5 ekor dan kroto 1 sendok makan. Khusus untuk setiap
hari Jumat dan Sabtu, menu makanannya ditambah lagi. Pada pagi hari,
berikan jangkrik 15 ekor dan ulat hongkong 3 ekor. Pada sore hari,
diberi jangkrik 7 ekor dan ulat hongkong 3 ekor.
Sementara itu, pada saat burung akan dilombakan (biasanya hari
Minggu), jumlah jangkrik dan kroto tetap tetapi ditambah ulat hongkong 5
ekor. Setelah lomba, cendet kembali diberi jangkrik 5 ekor dan ulat
hongkong 3 ekor dan kakinya disemprot air.
Burung cendet sebaiknya tidak dilombakan lebih dari dua kali dalam
satu bulan. Hal ini bertujuan agar stamina burung cendet tetap stabil.
Jika stamina burung kurang baik, akan memengaruhi mental dari burung
cendet itu sendiri. Untuk kepentingan lomba dan meningkatkan performa
burung kicauan, pemberian makanan tambahan atau extra fooding diperlukan. Extra fooding yang bisa diberikan adalah jangkrik, kroto, dan ulat hongkong.
Ada juga tips lain, sebagai berikut:
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cendet. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Cendet yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Harus hati-hati dalam pemberian extra fooding karena
dapat menyebabkan cendet menjadi sering bersalto. Hal ini dapat
mengurangi kemerduan suaranya. Namun, salto pada burung cendet
sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini.
- Pastikan burung kecukupan multivitamin dan mineral yang menjaga stamina dan metabolisme burung selalu dalam kondisi prima.
- Mandikan burung sebaiknya dua kali setiap hari, pagi dan sore, ketika matahari masih ada.
- Sementara waktu, burung yang mengalami mabung, hanya diberikan voer.
- Pahami karakter burung dengan mengubah posisi atau jumlah tenggeran. Misalnya, dua tenggeran yang diletakkan atas bawah diubah posisinya menjadi sejajar atau jumlah tenggeran dikurangi.
- Cara lainnya, mengubah jenis atau ukuran kandang.
Perawatan umum cendet
Perawatan harian untuk burung Cendet relatif sama dengan burung
berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin
dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
- Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama
1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya
burung tidak melihat burung sejenis.
Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong. - Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
- Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
- Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Penanganan apabila cendet over birahi
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
- Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
- Berikan Ulat Bambu 2 ekor 3x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Mandi malam
Penanganan apabila Cendet kondisinya drop
- Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari
- Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cendet lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
Perawatan dan setelan Cendet mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung
atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam
tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga
protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,
khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan
protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian
menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan
pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh
burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu
baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa
mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang
sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in
Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan
mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya
dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca
harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka
bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi
bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam
daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang
sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang
baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya
mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk
memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang
sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang
tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit -
Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease)
dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung
kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan
infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit
tumbuh.
* Gizi buruk
– Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak
sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat
pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan
kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa
burung mabung.
* Stres
– Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan
tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa
berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga,
berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan
yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan
berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya
mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan
gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami
masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan
khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi
burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani
burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala
tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang
benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang
hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu
seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Cendet bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah
atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan
asupan mineralnya yang kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif
jika digunakan bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya
sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka
mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan
volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Perawatan dan stelan burung cendet untuk lomba
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian.
Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter
dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cendet:
- H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
Penting
- Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Cendet lain.
- Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
Perawatan dan stelan Cendet pasaca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cendet:
- Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
- Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CENDET / PENTET
Irama lagu yang dimiliki burung memegang peranan yang sangat penting
di dalam penilaian lomba burung berkicau. Karena kembali kepada
filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah
kemampuan berkicaunya (irama lagu).
Memilih suara-suara master untuk burung andalan kita janganlah
terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan
bagus.
Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam
proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang
mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos
aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat
burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi
dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu
proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan
ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung
berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam
keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan
pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu
masa burung mabung.
Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk
banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam
pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan
waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada
disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal
karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.
Kunci keberhasilan dalam memaster burung (pemasteran burung berkicau)
adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang
cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master
(burung maskot).
Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya http://smartmastering.com/.
PROBLEM UTAMA CENDEY
1.Gampang rontok bulu
2. Loncat-loncat saat ditrek
3. Tidak juga segera bunyi
4. Nyekukruk tidak semangat
5. Suka salto .
1.Gampang rontok bulu
2. Loncat-loncat saat ditrek
3. Tidak juga segera bunyi
4. Nyekukruk tidak semangat
5. Suka salto .
1. Gampang rontok bulu
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
2. Loncat-loncat. Penyebabnya
adalah kurang birahi atau bisa juga terlalu galak, serta adanya
gangguan parasit, terutama air sac mite, yakni tungau kantung udara yang
tidak kasat mata.
Untuk mempercepat birahi burung, bisa dilakukan terapi BirdShout. Jika burung terlalu galak, disemprot sprayer sedikit sebelum tanding; atau bisa juga diberi cacing.
Sementara untuk burung kutuan atau kena tungau, burung memang
sepertinya tidak kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung
udaranya. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi pengolesan BirdFresh.
3. Tidak juga segera bunyi biasanya disebabkan burung masih terlalu muda atau burung tidak fit.
Pastikan burung fit dengan menggunakan produk rawatan harian BirdVit.
4. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan AscariStop
Itulah RAHASIA BURUNG JAWARA,
Semoga Menghibur dan Bermanfaat,
0 komentar:
Posting Komentar