Kamis, 02 Agustus 2012 | 10:21
Keprihatinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal banyaknya WNI yang berobat ke rumah sakit di luar negeri dinilai sebagai sebuah ironi oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi IX, Poempida Hidayatullah.
"Beliau merasa galau dengan banyaknya WNI yang berobat ke Luar Negeri. Tapi Ibu Negara sendiri juga baru-baru ini berobat ke Luar Negeri," kata Poempida di Jakarta, Kamis (2/8).
Yang dimaksudnya adalah ketika Ani Yudhoyono berangkat ke Amerika Serikat untuk pengobatan penyakitnya. Pengobatan dilakukan tepat sebelum Presiden SBY melakukan kunjungan kerja ke Brasil.
Sebelumnya, saat safari ramadhan ke Kementerian Kesehatan, Presiden SBY mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar menciptakan pelayanan kesehatan yang baik di Tanah Air. Sehingga, warga miskin dapat merasakan pelayanan yang baik tanpa harus terjerat biaya tinggi.
Presiden juga dilaporkan sempat curhat soal kegalauannya melihat banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri. Poempida mengakui substansi yang disampaikan presiden tersebut sebenarnya tak salah. Sebab tenaga kedokteran domestik sebetulnya sangat profesional, mumpuni, dan mempunyai keahlian yang sangat baik. Namun terkesan berobat ke luar negeri itu lebih memberikan jaminan pelayanan dan perawatan yang lebih baik.
Bagi Poempida, bila alasannya karena pelayanan kesehatan domestik kurang dukungan alat-alat yang canggihn juga tak sepenuhnya benar. "Ini tentunya cambuk bagi pembangunan sektor kesehatan nasional, yang harus menjadi perhatian khusus seorang Presiden," kata Politisi Golkar itu.
Karena itu, dia mengusulkan agar Pemerintah memaksimalkan pemakaian APBN dalam sektor kesehatan yang sampai saat ini belum mencapai 5 persen sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang.
Kinerja Kemenkes dalam efisiensi anggaran dan menghilangkan distorsi pemakaian anggaran harus ditingkatkan agar seluruh manfaat dari pemakaian anggaran tersebut benar-benar dapat dirasakan seluruh masyarakat.
Selain itu, kesejahteraan dokter, perawat, paramedik, bidan, dan tenaga kesehatan lain pun harus diperhatikan dan ditingkatkan lebih baik lagi agar kualitas profesionalisme mereka juga meningkat. "Hal ini diharapkan kemudian dapat memacu komitmen dan kualitas layanan kesehatan yang mereka semua sediakan," kata Poempida.
Satu hal lainnya yang tak boleh dilupakan, kata dia, adalah industri farmasi pun harus menjadi perhatian pemerintah, khususnya dalam memperbanyak riset.
"Bagi saya, persepsi tentang pelayanan kesehatan domestik yang kurang mumpuni jelas diakibatkan oleh strategi kebijakan di sektor kesehatan yang tidak mengena dan tidak terintegrasi secara menyeluruh," tutupnya. ( Dhealova Seputar Politik )
0 komentar:
Posting Komentar