![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_l-hzL-qjqoKqhDD4tJPJf39KOZFQwJsWmEdzL3TGQDVSvcHIc5L_naMsnGpnzU-H84xemuG-RqRpAUJiO3a6z5ZIGUco94Axm2i1nx6veqHMttIFL2pzf_7Nk3vOxdNWSdC-7aSxJhQv/s320/iluskrupuk-180x180.jpg)
“Iseng aja, ini khan harganya murah,” tutur Seno, 30, pemudik asal Brebes, Jawa Tengah, saat ditemui Pos Kota. Menurut dia saat melihat beberapa pengendara sepeda motor berhenti, dia pun sempat mampir di warung di perbatasan Karang-Subang.
“Harganya ada yang Rp 1.000 sampai Rp 10 ribu,” ujar pemudik, warga Duren Sawit, Jakarta Timur yang membawa istri dan dua anaknya.
Oleh-oleh, memang menjadi catatan tersendiri bagi pemudik, selain untuk pantes-pantes ke tetangga juga bisa juga dikonsumsi sendiri.
Untuk yang berkantong tebal tentu tidak masalah, tinggal mampir ke toko penjual oleh-oleh khas daerah yang memang selalu tersedia di kota-kota besar yang disinggahi. Tetapi untuk pemudik yang modal pas-pasan dan perlu oleh-oleh, maka kerupuk ‘miskinlah’ yang menjadi favorit.
Kerupuk ini tersedia dalam dua bentuk. bentuk panjang kecil menyerupai stik sebutan “bentil”, dan yang pipih kotak atau dikenal “letah”.
Warnanya pun sangat menarik yaitu merah muda, kuning, putih. Kalian tinggal pilih perbungkusnya mau yang terdiri dari tiga warna atau mau yang warna putihnya saja.
Kerupuk miskin atau kerupuk melarat dibuat dari bahan tepung tapioka, digoreng tanpa minyak, tetapi dengan pasir panas yang telah dibersihkan dengan proses penyaringan dan pengeringan dengan cara diayak. Disebut miskin karena tidak produksinya tidak mengelaurkan biaya banyak. “Menggorengnya tanpa minyak sayur,” ujar Seno, yang selalu membawa kerupuk miskin.
Pemudik yang melintas di wilayah Karawang dan Subang, dapat menemui warung-warung sepanjang jalan tengah Subang, antara Sadang hingga Kota Subang, Karawang Pantura. Harganya pun sangat terjangkau, untuk ukuran plastik kecil Rp 1.000, dan ukuran plastik besar antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000. “Kerupuk ini murah meriah dan non kolesterol, kata orang-orang,” ujar Seno lagi.
Selain Subang, kerupuk miskin diproduksi juga di wilayah Cirebon. Tidak terlalu beda dalam pengolahan dan warnanya, hanya kerupuk miskin Cirebon sudah banyak variasi rasa. Ada rasa pedas dan asin.(saban) Teks:Kerupuk miskin, menjadi oleh-oleh favorit pagi pemudik dengan sepeda motor.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar