Senin, 30 Juli 2012 | 14:35
Dengan semakin maraknya aksi kejahatan yang terjadi di angkutan umum, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengimbau warga Jakarta, khususnya wanita, untuk tidak menaiki angkutan umum yang pengemudinya tidak menggunakan seragam.
Seragam pengemudi yang telah diberlakukan bagi seluruh angkutan umum di Jakarta sejak tahun lalu ini merupakan salah satu tanda yang dapat membantu menunjukkan identitas perusahaan dari angkutan tersebut.
“Jika dicek random, pasti banyak sopir yang tidak pakai seragam. Jangan naik angkot yang sopirnya tidak pakai seragam,” ujar Fauzi yang ditemui di Balaikota, Jakarta, hari ini.
Supir angkot yang tidak mengenakan seragam, lanjut Fauzi, rentan dengan ketidakdisiplinan sopir dan juga bisa jadi adalah sopir tembak. Hal tersebut juga untuk menghindari aksi percobaan perkosaan dan perampokan yang baru terjadi menimpa seorang wanita di daerah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada pekan lalu.
Setiap angkutan umum yang beroperasi di ibu kota, dikatakan Fauzi, harus memenuhi tiga syarat. Pertama, pengemudi angkutan diwajibkan mengenakan seragam resmi yang menunjukkan identitas perusahaannya.
Kemudian, pengemudi harus memasang Kartu Pengenal Angkutan (KPA) di angkot tersebut. Yang mencantumkan logo perusahaan, nomor Surat Izin Mengemudi (SIM), dan nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP). Selanjutnya, pengemudi harus memiliki Kartu Pengenal Pemudi (KPP) yang dilengkapi foto pengemudi.
“Kalau foto dan fisik sopirnya tidak cocok, turun saja dari angkot itu,” lanjutnya.
Selain menginstruksikan hal tersebut, Fauzi juga meminta untuk dilakukannya tes urine bagi seluruh sopir angkutan di Jakarta. Pemberlakuan tes urine ini, ujar dia, secara teknis akan dilakukan oleh Dishub DKI Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono mengaku siap untuk menggelar tes urine bagi para sopir angkutan umum tersebut.
“Kami juga akan meningkatkan pengawasan ruang gerak terhadap angkot yang berasal dari luar Jakarta dengan trayek tujuan ke DKI. Kasus pelecehan yang hampir dilakukan sopir angkot kemarin itu kan dilakukan oleh pengemudi dan angkot luar Jakarta. Itu sudah kebablasan,” tegasnya.
( Dhealova Seputar Politik )






0 komentar:
Posting Komentar